Penyebab Air Sering Mampet di Kota Pasuruan, Ini Alasan Kabag Teknik PDAM

884

Pasuruan (WartaBromo.com)– Persoalan layanan air minum di Kota Pasuruan masih terus jadi sorotan. Terakhir, warga di beberapa wilayah tersebut mengeluhkan air di rumah mereka macet.

Kabag Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Umbulan, Chardijana membeberkan, ada beberapa masalah utama yang belum tuntas.

Pertama, terkait koneksi jaringan air. Ia menyebut, sambungan pipa yang menyalurkan air memang memerlukan banyak pembenahan, bahkan juga perlu pembaruan.

“Misalnya wilayah Slagah tidak keluar, ternyata masalahnya pertigaan Sunan Ampel. Kemudian wilayah Sunan Ampel selatan jalan tidak keluar, ternyata pipanya ikut barat jalan, padahal di timur jalan ada. Nah hal-hal seperti ini yang kita benahi,” ujar Chardijana, Minggu (30/07/2023).

Baca Juga :   Dewan Minta Wali Kota Terbitkan SE Pelajar Tak Wajib Beli Seragam

Selain itu adalah pertumbuhan kawasan pemukiman. Ia mencontohkan, misalnya, wilayah-wilayah di Kota Pasuruan yang masih berupa lahan-lahan kosong kini berubah menjadi pemukiman.

Sementara pipa yang dipasang di daerah tersebut, kurang representatif untuk melayani kawasan pemukiman. Akibatnya saluran air di kawasan tersebut sering macet.

Saat ini PDAM tengah berupaya melakukan penataan jaringan air. Hanya saja penataan jaringan ini tidak langsung berlaku semua wilayah.

“Pak Direktur yang baru punya program pembenahan jaringan. Tapi satu-satu. Prioritas kami yang sekarang wilayah timur, dari Bajangan sampai Bugul Permai,” kata Chardijana.

Kedua, soal keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki PDAM. Chardijana mengaku, tenaga teknis yang dimiliki PDAM saat ini terbatas.

Baca Juga :   Serahkan SK PPPK Formasi Tahun 2021, Ini Pesan Gus Ipul

Saat ini ia memiliki 14 teknisi yang dibagi menjadi tiga tim. Ketiga tim itulah yang diterjunkan setiap kali ada masalah jaringan distribusi air di lapangan.

Kondisi ini menyebabkan penanganan masalah jaringan air agak lama. Belum lagi jika dalam masalah tertentu, mereka harus memetakan jaringan air untuk mengatasi masalah di satu titik.

“Teman-teman setiap hari, kalau pekerjaan berat, bisa mengerjakan dua hingga tiga titik. Sementara aduan yang masuk kan banyak. Kami belum memetakan berapa jumlah tim yang ideal, tapi yang jelas kendala di lapangan dengan tim yang kami miliki tidak seimbang,” pungkas Chardijana. (tof/syi)