Greenthing Beach, Transformasi Dusun Hilang Menjadi Destinasi Pantai Asri

417

Paiton (WartaBromo.com) – Kabupaten Probolinggo, yang kaya akan destinasi wisata pantai, kembali menarik perhatian dengan pesona alamnya yang memukau. Salah satunya adalah Greenthing Beach, terletak di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.

Pantai ini bukan hanya sekedar pasir dan laut, tapi juga menyajikan beragam aktivitas menarik bagi pengunjungnya. Mulai dari berenang sambil mencari kerang-kerangan. Bahkan tak jarang kepiting liar menyambut wisatawan.

“Mandi di pantai, main tarik tambang, cari kerang dan kepiting. Asyik bareng teman-teman,” kata M. Jibril, siswa MI Khidmatul Hikam Desa Alassumur Lor, Kecamatan Besuk yang tengah berlibur dengan temannya, Sabtu (10/2/2024).

Wisatawan juga menikmati kebersamaan dengan menyantap makanan di bawah rimbunan pohon cemara udang. Ada beberapa tempat duduk yang disediakan. Kalau ingin lebih santai, bisa menggelar tikar bersama keluarga.

Baca Juga :   Setahun Digunakan, Bus Wisata Milik Pemkot Mulai Mengelupas

“Pantainya bersih, nyantai bareng keluarga. Orangnya ramah-ramah, makanannya juga murah,” tutur Mariatul Qibtiyah, pengunjung.

Pengunjung tak hanya dimanjakan dengan pemandangan pantai berpasir hitam yang eksotis, tetapi juga dengan spot-spot foto yang instagramable di area hutan mangrove.

Bahkan, Greenthing Beach juga menjadi pilihan romantis untuk pre-wedding bagi para pengantin muda. Semburat jingga di sore hari, sangat asyik.

Namun, pesona Greenthing Beach tidak berhenti sampai di situ. Pengunjung juga dapat menikmati wisata susur sungai sejauh 800 meter dengan biaya terjangkau, hanya Rp5.000 per orang.

Serasa berlayar di tengah hutan mangrove, pengalaman ini membuat Greenthing Beach semakin menarik untuk dieksplorasi.

Menariknya, Greenthing Beach memiliki cerita sejarah yang unik. Dulunya adalah Dusun Grentheng yang tenggelam akibat abrasi. Kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang memikat hati.

Baca Juga :   Pelaku Wisata Desak Bupati Probolinggo Menganulir SE Penutupan Wisata

Pengelola pantai, Zainur Rahman, mengungkapkan bahwa nama Greenthing Beach merupakan penghormatan bagi dusun yang hilang. “Karena itu, kami namakan Greenthing Beach, plesetan dari dusun yang hilang,” ungkapnya.

Pantai tersebut lama tidak dimanfaatkan oleh warga. Sehingga dirinya mengajak pemuda – pemudi desa untuk mengelolanya. “Kami berdayakan SDM yang ada, agar mereka memiliki kegiatan positif,” lanjutnya.

Saat ini, pengelola tidak memasang tarif atau tiket masuk kepada pengunjung. Wisatawan hanya dikenakan jaya parkir kendaraan. Bagi sepeda motor dikenakan Rp2.000 dan mobil Rp5.000.

Dengan berbagai upaya pengembangan, termasuk rencana pembangunan cafe kekinian, Greenthing Beach tidak hanya menjadi tempat rekreasi. Tetapi juga menjadi ajang pengembangan ekonomi lokal melalui program BUMDes dan CSR perusahaan listrik setempat

Baca Juga :   Pelaku Wisata Minta Gerbang Tongas Tol Paspro Ditinggikan, Kenapa?

Bagi warga lokal maupun wisatawan, Greenthing Beach bukan hanya sekedar tempat liburan, tapi juga merupakan cermin dari kearifan lokal dan semangat untuk membangun destinasi wisata yang berkelanjutan.

Dengan biaya masuk yang terjangkau, Greenthing Beach siap menyambut para pengunjung untuk menikmati pesonanya yang tiada tara. (saw)