Warga Tengger Sesalkan Protes Terbuka Terkait Tugu Bromo

1489

Probolinggo (wartabromo.com) – Warga Suku Tengger sangat menyayangkan aksi protes terbuka yang dilakukan komunitas Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI) dan Sahabat Bromo, terkait signage atau tugu di kawasan wisata alam itu. Protes terbuka itu bukan budaya warga Suku Tengger yang dikenal sangat santun dan taat pada pemerintah.

Semenjak diunggah ke media sosial, surat terbuka itu menimbulkan pro-kotra bahkan viral sejak dua hari terakhir. Padahal, keberadaan tugu penanda lokasi wisata itu tidak mengganggu, sebaliknya menguntungkan pelaku wisata.

Kepala Desa Jetak Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kermat, mengatakan surat terbuka tidak mencerminkan budaya luhur Suku Tengger. Ia menuturkan Suku Tengger dengan kearifan budayanya selalu mengedepankan musyawarah ketika menghadapi persoalan, baik persoalan personal maupun publik.

Baca Juga :   Avanza Dibawa Kabur, Kades Kurung Juga Kehilangan Uang Rp. 60 Juta

“Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan TNBTS, Muspika, pelaku wisata, relawan Bromo Lovers dan tokoh masyarakat kemarin (Sabtu, red). Kesimpulannya, tugu itu tidak menggangu budaya adat tengger. Justru itu baik bagi tamu, karena dapat menuntun arah wisatawan sesuai tujuannya, jadi tidak tersesat lagi,” ujarnya kepada wartabromo.com, Minggu (15/10/2017).

Ia mengatakan jika dua komunitas itu keberatan, seharusnya disampaikan pada saat perencanaan. Bisa juga pada awal pembangunan, sehingga prosesnya bisa dihentikan.

“Saya kira protes itu salah, setiap minggu mereka kan di lapangan kok tidak protes. Ketika bangunan jadi, baru mereka protes,” ungkap pemilik agrowisata stroberi ini.

Hal senada juga dilontarkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Jamaludin.

Baca Juga :   Inilah Kronologis Penangkapan Agus Waluyo

“Sangat disayangkan aksi protes yang menyebar lewat media sosial tersebut, karena kini menjadi polemik panjang. Kenapa tidak duduk bareng untuk urun rembuk, karena itu menunjukkan kearifan orang Tengger. Kalau ada masalah jangan dibesar-besarkan,” katanya.

Pria yang akrab dipanggil Yoyok ini, menjelaskan justru dengan adanya tugu nama destinasi wisata, akan memudahkan wisatawan yang berkunjung ke Bromo. Terbukti dalam rapat koordinasi, warga sepakat jika tugu itu tidak mengganggu.

Terkait usulan Komunitas MFI dan Sahabat Bromo agar tugu dibongkar, menurut Yoyok, warga menyerahkan hal itu kepada TNBTS selaku pengeloal wisata bromo. “Tapi kami sangat menyayangkan jika bangunan yang sudah ada dibongkar,” tandas pemilik hotel Yoshi ini..

Baca Juga :   Stand Up Comedy 'Pasuruan Santri Ngakak' Mulai Lakukan Technical Meeting

Sekedar diketahui, tugu yang dibangun Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu berada di tiga lokasi berbeda. Signage pertama terletak di lautan pasir, yang kedua berlokasi di bukit teletubbies dan signage ketiga dibangun di bukit penanjakan. (cho/saw)