Mencurigakan, Pria Mengaku Dari Bondowoso Diamankan Santri Suniyah-Salafiyah Kraton

2220

Kraton (wartabromo.com) – Santri pondok pesantren (ponpes) Suniyah Salafiyah, amankan seorang pria mencurigakan, tengah malam kemarin. Pria tidak dikenal itu berlagak seperti hilang ingatan dan ingin bertemu Habib Taufiq Asegaf, pengasuh ponpes.

Dari sejumlah sumber terungkap peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa (20/2/2018). Saat itu, tidak diketahui dari arah mana pria itu masuk komplek ponpes, sampai kemudian dicegat oleh sejumlah santri yang tengah terjaga.

Pria ini berperawakan sedang dengan potongan rambut pendek tebal, mengenakan kaos coklat bertuliskan ‘Jogja’ dan diperkirakan berusia empatpuluhan.

Tidak berapa lama, seorang pengawas santri menghampiri dan bertanya identitas dan keperluan pria misterius ini. Tapi jawaban yang dilontarkannya, malah seperti orang kebingungan dan seakan-akan hilang ingatan, enggan menjawab nama dan keperluan ke ponpes ini tengah malam.

Baca Juga :   JPU Tak Siap, Sidang Tuntutan Pencuri Kayu Ditunda

“Hanya mengatakan, dari Bondowoso,” ujar seorang santri.

Selain telah menyebut asal, pria ini kemudian meminta ketemu dengan Habib Taufiq Asegaf, pengasuh ponpes Suniyah Salafiyah.

Permintaan pria ini tentu saja mendapat penolakan. Curiga, pengawas santri bersama lainnya kemudian membawa pria mengaku dari Bondowoso ini ke Mapolsek Kraton.

Hingga warta ini disusun, polisi belum memberikan keterangan resminya, setidaknya mengungkap identitas dan tujuan pria itu berada di areal ponpes Suniyah Salafiyah.

Diketahui, kurun sebulan terakhir, peristiwa meresahkan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Mulai pengrusakan masjid di Tuban, disusul adanya seorang ulama, pengasuh Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, KH Hakam Mubarok, disebut-sebut diserang terduga orang gila. Hingga terakhir, hal serupa dikabarkan terjadi Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.

Baca Juga :   Tinggal di Pasuruan, 67 Warga Justru Masuk DPT Pilgub di Sidoarjo

Kondisi itu kemudian membuat Ansor Pasuruan mengintruksikan jajaran pengurus dan Banser untuk ‘standby’ berjaga-jaga atas kemungkinan hal-hal tak terduga terjadi di tengah masyarakat. (ono/ono)