Tak Diakomodir Dalam Semipro, PKL Ngambek

1560

Probolinggo (wartabromo.com) – Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Probolinggo ngambek. Pasalnya stand dalam gelaran Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) tahun ini, tidak lagi diurusi.

Pada Semipro 2018, jalan yang dipakai untuk PKL diantaranya, Jalan depan Lapas kelas 2B Probolinggo di Jalan Trunojoyo; dan Jalan Ahmad Yani atau depan Pendapa Bupati Probolinggo. Lokasi ini sudah ditandai dengan cat oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP), sebagai pengelola.

Sedang Jalan Agus Salim atau depan Masjid Agung dan Jalan KH Mansyur atau depan stasiun Kereta Api (KA) steril dari pedagang. Nah, lokasi inilah yang diminta oleh P-PKL untuk ditempati. Namun ditolak oleh panitia Semipro. “Kami sudah keluar dari kepanitiaan Semipro. Nanti kami akan ke dewan terkait penolakan oleh panitia Semipro,” kata Ketua P-PKL Alifaturrohman.

Baca Juga :   Baqir, Penyuap Wali Kota Setiyono Divonis 2 Tahun

Ia mengatakan saat rapat di aula Kantor Disbudpar (Dinas Budaya dan Pariwisata) Selasa (22/8) lalu, P-PKL meminta lokasi tersebut. Sebab dipastikan tempat yang disediakan panitia untuk PKL tidak mencukupi. Mengingat, PKL yang sudah mendaftar ke P-PKL sudah lebih dari 300-an.

“Kami sudah izin ke takmir Masjid Agung. Tidak ada masalah. Kok panitia tetap mensterilkan,” terang Alif.

Tak hanya di Jalan KH Agus Salim, depan Masjid Raudlatul Jannah, jalan depan stasiun KA atau jalan KH Mansur juga disterilkan oleh panitia. Karena itulah, sehingga Alif beserta pengurus paguyuban walk-out saat rapat Semipro itu.

“Tujuan utamanya Semipro kan itu. Untuk warga kota sendiri. Kalau kemudian kami keluar, untuk siapa Semipro itu. Daripada otot-ototan, mending kami keluar dan tak menjadi pengelola PKL lagi. Biar pemkot atau pihak ketiga yang ngurusi PKL,” tandasnya.

Baca Juga :   11 Pejabat Pemkab Probolinggo Telat Lapor Harta Kekayaan

Sekretaris DKUPP, Sugeng Riyadi membenarkan, kalau pihaknya tahun ini yang mengelola penjual di seputar alun-alun. Bahkan pihaknya sudah memberi tanda tempat PKL berjualan. Ia berharap, PKL yang berdomisili di kota segera mendaftar di kantornya, tanpa dipungut biaya.

“Sudah ada yang mendaftar ke kami sekitar seratusan PKL. Tanpa dipungut biaya alias gratis. Soal tenda lampu penerangan, kami tidak menyediakan. Jadi PKL sendiri yang mengusahakan,” ujarnya.

Sugeng membenarkan kalau jalan depan Masjid Agung harus disterilkan, mengingat di masjid ada kegiatan keagamaan, dikhawatirkan mengganggu. Apalagi, di Semipro sebelumnya, ada masukan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang meminta di kanan kiri masjid disterilkan.

Baca Juga :   Persekabpas Libas MBU 4-0

Begitu juga jalan di depan stasiun KA. Sedang bagi PKL yang setiap hari berjualan di depan stasiun, akan dirapatkan ke sisi timur. “PKL yang jualan di depan stasiun, kami geser ke timur. Akan ditempati parkir para undangan dan pengisi acara Semipro,” tandas Sugeng.

Rencananya, hari ini Paguyuban PKL (P-PKL) wadul ke DPRD Kota Probolinggo untuk dapat menyelesaikan polemik Semipro tahun ini. (fng/saw)