Kemarau, Jadi Berkah Petani Tembakau Menyono di Probolinggo

3876

Probolinggo (wartabromo.com) – Kemarau panjang yang melanda kawasan Kabupaten Probolinggo membawa berkah bagi petani tembakau Menyono. Kualitas yang bagus, membuat harga tembakau rajangan menjadi mahal.

Saat ini harga tembakau Menyono antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per satu tampang. Satu tampang ini, mempunyai berat kurang lebih 5 ons. Harga paling murah untuk tembakau pada daun bagian bawah. Sementara tertinggi pada daun tengah hingga pucuk. Tembakau memiliki kualitas tunggi, ketika dirajang halus, daun berwarna hitam dengan nikotin tinggi

Dalam satu kali panen, petani bisa mendapat hasil kotor Rp 70 juta dari satu hektare lahan tembakau Menyono.

Penghasilan petani dari tembakau Menyono ini, 3 kali lipat dibandingkan dengan penghasilan bertanam padi. Meskipun harga tembakau Menyono tergolong relatif lebih mahal, pemasarannya hingga sampai keluar daerah, seperti Banyuwangi dan Bali. Namun, pangsa pasar utamanya adalah sekitar Pegunungan Tengger, yakni Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang.

Baca Juga :   Mencatat Target Prestisius Nasdem di Pemilu 2019

“Kalau tembakau Menyono tidak dijual kiloan, tapi dalam satuan tampang. Yang beli ini pedagang pasar. Jadi harganya relatif stabil dibanding tembakau Paiton yang dijual ke gudang,” ujar ujar Sidir Alyanto, petani tembakau Menyono asal Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto.

Tembakau Menyono banyak tersebar di bagian barat Probolinggo. Seperti di Kecamatan Wonomerto, Kuripan, Bantaran dan Kecamatan Lumbang. Ada sekitar 800 hektar lahan yang ditanami oleh petani tiap tahunnya. Dengan asumsi produktivitas 0,7 ton/Ha, maka produksi tembakau mencapai sebesar 560 ton.

Petani biasa bertanam tembakau pada Maret sampai Juli. Masa panennya mulai Juli sampai Oktober. Ada 2 varietas yaitu Denang Mawar, Denang Gading, dan Denang Malang yang ditanam petani. “Beruntung sampai Oktober selesai tidak ada hujan. Cuaca panas ini juga membantu jemur tembakau. Jadi keringnya bagus,” tambah ketua Poktan Makmur 4 ini.

Baca Juga :   7 Terdakwa Kasus Pembunuhan Pengikut Dimas Kanjeng Disidang Terpisah

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, melalui Kabid Perkebunan dan Kehutanan (Bunhut) Suyitno mengatakan, petani-petani tembakau Menyono juga mendapat alokasi DBHCHT. Bentuk kegiatannya berupa penanganan panen dan pasca panen, selain dukungan sarana dan prasarana usaha tani tembakau.

“Jadi tidak hanya petani tembakau Paiton saja yang diberi pembinaan teknis dan pendampingan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas petani. Mereka juga mendapatkan pembinaan melalui DBHCHT. Seperti pemberian terpal, pisau Rajang dan lainnya. Sebab, sarana dan prasarana haruslah lebih memadai untuk peningkatan pertanian. Sehingga, petani tembakau menyono ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan,” ujar Suyitno. (saw/saw)