Galang Tanda Tangan di Spanduk Penolakan SMAN 1 Taruna Madani

1824

 

Bangil (WartaBromo.com)- Aksi penolakan terhadap perubahan SMAN 1 Bangil terus menggelinding. Kali ini, para alumni mengajak warga Bangil untuk sama-sama menolak berdirinya SMAN 1 Taruna Madani. Dan meminta dikembalikan SMAN 1 Bangil seperti semula.

Aksi penolakan ini dilakukan di Paseban pendopo Alun-Alun Bangil, Minggu pagi (9/1). Para alumni awalnya membentangkan spanduk warna putih dengan tiga potongan. Potongan yang besar berada di tengah dengan tulisan besar. “Kembalikan SMAN 1 Bangil. Warga Bangil Tolak SMAN 1 Taruna Madani,” begitu bunyi dalam spanduk tersebut.

Sivas Adi, alumni SMANBA Angkatan 2003 menyatakan, yang turun aksi pada pagi hari ini bukan hanya aliansi alumni. Namun, sudah menjalar dalam forum masyarakat Bangil. “Ada unsur alumni, komunitas mayasarakat, ormas dan para tokoh. Tujuan kami satu, penolakan perubahan Lembaga SMAN 1 Bangil menjadi SMAN 1 Taruna Madani,” tegas Sivas.

Baca Juga :   Komisi E DPRD Jatim Dukung SMAN 1 Taruna Madani, Perwakilan Alumni Walk Out

Apa alasannya? Sivas yang didampingi beberapa alumni lainnya menegaskan, dilihat dari faktor ekonomi, tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat Bangil. Biaya SMAN 1 Taruna Madani rencananya bakal diterapkan sebesar Rp 17 juta untuk uang masuk awal (termasuk seragam).

Sementara, biaya per bulan untuk living cost (uang makan), asrama, melatih kedisiplinan, kesamaptaan, bela negara dan agama, per siswa akan dikenakan Rp 2.500.000. “Jelas ini sangat memberatkan masyarakat Bangil dan sekitarnya,” cetusnya.

Salah satu alumni SMAN Bangil ikut membubuhkan tanda tangan di spanduk.

Selain itu, berdirinya SMAN 1 Taruna Madani akan menggerus system zonasi yang selama ini menjadi akses masuk warga di lima kecamatan. Tidak hanya Bangil. Namun, juga Kraton, Rembang, Beji dan Gempol.

“Terus terang kami bukan anti perubahan. Kalau mau bangun, silakan bangun saja yang baru. Jangan mencaplok Lembaga yang sudah ada. Kalau itu terjadi, tentu kita lawan, meskipun sudah ada MoU nya,” cetusnya.

Baca Juga :   Buka Taruna dan Reguler, Warga Bangil Dapat Porsi Minimal 50 Persen

Soal perubahan kuota yang lebih banyak menerima reguler dibanding Taruna Madani, menurut Sivas itu hanya lips service belaka. Ia teringat dengan masalah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang pernah ada di SMANBA.

“Awalnya, RSBI ngomongnya hanya dua kelas. Ternyata merantak (melebar) kelasnya. Kita lihat juga SMAN 1 Nala di Malang. Awalnya minta separo-separo. Tapi akhirnya gejolak dan menjadikan SMAN 10 berdiri sendiri, Nala berdisi sendiri,” cetusnya.

Dalam aksi penandantangan spanduk itu juga terlihat anggota FKB DPRD Kabupaten Pasuruan asal Bangil, Saad Muafi. Saad merasa terpanggil untuk ikut aksi alumni dan warga ini. Meski dirinya sendiri bukan alumni SMANBA, namun, konstituennya banyak yang berasal dari Bangil.

“Kalau saya menilai, perubahan SMAN 1 Bangil menjadi SMAN 1 Taruna Madani ini tidak malah memberikan solusi. Kenapa tidak membikin sendiri saja. Kami semua pasti mendukung kok. Tapi kalau merubah Lembaga SMANBA, apalagi ini Lembaga SMA negeri satu-satunya di Bangil y akita gugat,” cetusnya.

Baca Juga :   Suara Alumni Terbelah soal Polemik SMAN Bangil, Dewan Bakal Panggil Diknas Provinsi

Usai aksi, para perwakilan alumni kemudian ingin membentangkan spanduk tersebut di depan pagar SMAN 1 Bangil. Hal ini agar terlihat aksi penolakan mereka di daerah.

Salah satu alumni, Chairil Muhlis juga terlihat di lokasi. Muhlis menegaskan pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kementerian Pendidikan Nasional dan Perguruan Tinggi RI, Gubernur Jatim, Diknas Provinsi Jatim dan juga DPRD Provinsi Jatim.

“Dalam surat itu, intinya saya ingin semua pihak memikirkan Kembali perubahan SMANBA ini. Termasuk kita harus mengkaji lagi Permendikbud nomor 14 tahun 2018, khususnya pada pasal 16,” tegasnya