Mendengar Cerita Nikah Siri dan Praktik Kotor yang Mengiringi

20966

Baca: Gara-gara Nikah Siri, Seorang Bripka Bertugas di Polres Pasuruan Kota Kena Kurung 21 Hari

Akan tetapi, di balik sikap permisif itu muncul praktik kotor jasa nikah siri. Berkembang sejumlah kelompok yang memanfaatkannya hanya sekadar mendapatkan uang. Menjadi bisnis.

Modusnya cukup mengerikan. Makelar-makelar ini menyediakan perempuan-perempuan dari luar Rembang hingga kiai-kiai palsu. Yang disasar tentu saja pria luar, dengan maksud perempuan yang disediakan itu “seakan-akan” telah dinikahi dengan akad melalui kiai palsu. Makelar palsu ini berkomplot dengan peran berbeda yang ujungnya mendapatkan uang jasa dari nikah siri pura-pura ini.

“Ini sudah mafia. Mafia nikah siri. Orangnya palsu, perempuannya palsu (perempuan nakal/WTS), kiainya palsu,” tandasnya.

Baca Juga :   Baru Sehari Kerja, Buruh asal Purwodadi Ini Ditemukan Tewas di Rembang

Dalam aksi penipuannya, sang perempuan nakal didandani sedemikian rupa, mirip perempuan-perempuan muda Rembang. Ada peran sebagai orang tua, hingga wali palsu mengecoh orang luar yang disasar.

“Biasanya, setelah akad nikah (palsu), perempuan ini diajak ke vila di puncak. Lha lain waktu didatangi ya tidak ada. Kemana? Ya sudah,” imbuhnya.

Mirisnya, laku penipuan memanfaatkan nikah siri dilakukan oleh banyak kelompok. Sehingga peristiwa nikah siri palsu sering terjadi meski tak mengemuka. Tentu saja, proses hukum disebutnya masih belum menjamah kasus penipuan berkedok nikah siri ini.

Cerita ini sepertinya belum bisa terlengkapi informasi, serangkaian cara dan hasil yang didapat para mafia pernikahan siri ini bagaimana. Meski, sempat ada ucapan, pihak yang disasar jadi korban kudu menguras kocek Rp15 juta hingga Rp20 juta.

Baca Juga :   Mengintip Praktik Pernikahan Anak di Pelosok Rembang

Wuih.. (*) ke halaman awal