Debat Publik Pilwali Dinilai Kurang Efektif, Kenapa?

941

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Debat publik pilwali Kota Pasuruan sesi kedua tuntas digelar tadi malam, Rabu (18/11/2020). Sejumlah pihak menilai debat paslon tersebut kurang efektif.

Hal ini terungkap dalam Bincang Pilkada Kota Pasuruan yang digelar WartaBromo dengan tema “Membedah Debat Kedua Paslon Pilkada”, Kamis (19/11/2020).

Salah satu narasumber dalam diskusi tersebut, Sugeng Pradikto berpendapat, bahwa tujuan digelar debat publik ialah sebagai pencerahan masyarakat. Debat tadi malam, menurut penilaian Sugeng, hanya bisa dinikmati sekelompok kecil masyarakat.

“Karena bahasa yang dipakai kedua paslon cukup tinggi. Jadi masyarakat awam sulit untuk mengikuti dan menerjemahkan apa yang disampaikan,” kata pria yang juga Rektor Universitas Wiranegara, Kota Pasuruan ini.

Baca Juga :   Kawanan Pelaku Penipuan Online Dibekuk Polda Sulbar, hingga Tronton Seruduk Rumah di Jalur Bromo I Koran Online 19 Sept

Sementara itu, narasumber lain, Fuad Fathoni berpendapat jika debat paslon tadi malam belum menyentuh substansi. Kedua paslon hanya menjalankan tanya jawab formal dan terkesan kaku.

Mantan Ketua KPU Kota Pasuruan itu juga menilai, soal paparan visi-misi di segmen pertama seharusnya tidak diperlukan lagi. Debat publik dinilainya perlu fokus pada isu-isu yang spesifik dan lebih mendalam.

“Persoalan di Pasuruan ini kan banyak. Tentang pengangguran, misalnya. Itu harus menyeluruh. Kalau perlu kasih papan, biar paslon memaparkan konsepnya mengatasi pengangguran di papan itu, kemudian paslon lainnya menanggapi,” ujar Fathoni.

Selain Fuad Fathoni dan Sugeng Pradikto, dalam diskusi ini hadir pula Praktisi Hukum, Dani Harianto, mantan birokrat Pemkot Pasuruan, H.B. Sulistiyo Wardono, dan Jurnalis, Galih Lintartika. (tof/ono)