Viral Video Pidato Terapkan Ekasila, Cawali Teno Beri Klarifikasinya

4143

 

Pasuruan (wartabromo.com) – Viral video pidato Cawali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo yang ingin terapkan ekasila jika menang di Pilwali 2020.

Merasa dirugikan dengan narasi video tersebut, Jumat (2/10/2020), Teno yang didampingi cawawalinya, M. Hasjim Asyari menyampaikan klarifikasinya.

Video yang beredar itu sendiri merupakan penggalan dari pidato Teno yang disampaikan saat kampanye damai Pilkada Kota Pasuruan yang diselenggarakan KPU Kota Pasuruan, Sabtu (26/9/2020).

Dalam video tersebut, Teno seola ingin menerapkan Ekasila jika nanti terpilih sebagai Wali Kota Pasuruan periode 2020-2025.

Tak pelak, video itu viral di media sosial macam facebook hingga whatsapp. Bahkan, mantan Sekretaris BUMN, Said Didu juga ikut bereaksi.

Lewat akun twitter @msaid_didu, ia memposting video pidato tersebut. “Ingin mengubah Pancasila? Katanya ini calon Bupati (Wali Kota, Red) Pasuruan dari PDIP,” cuitan yang dicuitkan @msaid_didu, Kamis (1/10/2020).

Cuitan Said Didu saat itu langsung viral. 1,9 ribu retweet, 272 tweet kutipan dan 3, 2 ribu orang menyukainya.

Baca Juga :   Dua Paslon Debat, Pendukung Gelar Nobar

Berikut isi pidato dalam video yang beredar itu. “Jika kita peras Pancasila, munculah ekasila yang didapatkan dari trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan. Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotong royong.”

Teno menyebut, video berdurasi 23 detik itu tidak utuh. Karena itu, dalam jumpa pers yang digelar di sebuah rumah makan di Kraton, Teno merasa perlu meluruskan.

Teno yang juga didampingi tim pemenangan kembali memperlihatkan is pidatonya saat deklarasi kampanye damai kepada seluruh undangan.

Ia mengatakan, bahwa video yang viral di media sosial tidak benar dan dipotong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Video itu dipotong, dan tidak penuh seperti yang saya sampaikan saat deklarasi kampanye damai,” ujar Teno, dalam konferensi pers yang disaksikan oleh sejumlah awak media.

Baca Juga :   Isu Kesejahteraan Awali Sesi Debat Pertama Cawali Pasuruan

Ia mengatakan, pidato Ekasila yang ia sampaikan saat deklarasi itu mengutip dari pidato Bung Karno.

“Teman-teman bisa menyaksikan sendiri statemen saya. Bagian mana yang mengatakan bahwa saya ingin mengubah Pancasila?” terang Teno bertanya.

“Jadi, pidato yang saya sampaikan pada saat deklarasi kampanye damai adalah pidato Bung Karno pada 1 Juli 1945 di hadapan BPUPKI,” katanya.

Teno menegaskan, Pancasila adalah barisan terdepan. Karena itu, tidak ada yang akan merubahnya.

“Berada dalam barisan pancasila, tidak ada dari kami yang akan merubah Pancasila, Pancasila sudah final. Pancasila harga mati bagi kita,” ungkapnya.

Merasa dirugikan atas beredarnya video yang dipotong itu, Teno kini mempertimbangkan untuk melakukan upaya hukum.

“Pasti ada upaya hukum. Kalau kita melihat potongan-potongan itu sebenarnya tidak ada yang menyebutkan saya ingin mengganti Pancasila, tetapi justru narasinya yang dituliskan. Justru itulah yang membuat hasutan,” pungkasnya.

Baca Juga :   Hasil Final Suara Gus Ipul-Teno versi WartaBromo

Berikut isi pidato lengkap dan tidak dipotong yang didokumentasikan secara resmi oleh KPU Kota Pasuruan.

Seperti kita ketahui bersama Kota Pasuruan dengan keanekaragamannya, dengan dinamikanya, miniatur Indonesia, bisa disatukan, saling bahu-membahu, demi kemajuan Kota Pasuruan. Seperti halnya bangsa Indonesia dengan keanekaragaman yang bisa disatukan dalam sebuah frame Pancasila. Seperti kita ketahui bersama, dalam Pancasila, sebuah keanekaragaman adalah sebuah kekuatan dalam membentuk suatu bangsa, dalam membentuk suatu daerah. Jika kita peras Pancasila, munculah ekasila yang didapatkan dari trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan. Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotong royong.” (don/asd)