Nestapa Asriyatun: Dipukuli dan Disekap, Gaji Tak Dibayar

956

Selama hampir satu tahun bekerja di majikan barunya ini, tepatnya pada Ramadan 2020, ia sadar lebaran idul fitri sudah hampir tiba. Keluarganya di kampung tentu sangat mengharapkan kiriman uang dari hasilnya bekerja. Ia kemudian memberanikan dirinya untuk meminta kepada majikannya untuk mengirimkan uang gajinya itu. Bos barunya ini pun menyepakati.

Selang beberapa hari, majikannya ini pun mengaku sudah mengirimkan uang ke keluarga Asriyatun di kampung halamannya. Sontak, hal itu membuat Asriyatun janggal. Sebab, selama bekerja, belum sekalipun ia dimintai nomor rekening

“Kemudian saya coba telepon ke rumah, ternyata orang rumah ngakunya juga tidak pernah terima transferan dari bos ini,” terangnya.

Merasa dibohongi, ia pun kembali kabur dan mencari majikan baru. Namun, berulangkali ganti najian, nasibnya tak jauh berbeda. Sampai akhirnya ia ditemukan oleh Konsulat Jenderal RI Johor Bahru dan dipulangkan ke Tanjungpinang kepulauan Riau.

Baca Juga :   Mudik ke Probolinggo, Puluhan Pekerja Migran Dikarantina

“Selama di Malaysia, setidaknya saya gonta-ganti majikan sampai enam kali. Tapi mending tidak usah ke Malaysia kalau masih mau lewat belakang,” sesalnya karena berangkat melalui jalur yang tidak resmi.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Asriyatun pergi ke Malaysia untuk menjadi TKW, namun ia kemudian hanya diberikan paspor pelancong. Sehingga ketika bekerja ia tidak mendapatkan surat perjanjian kerja dari majikannya.

Tak hanya disitu, bukan hanya tak menerima gaji, Asriyatun juga mendapatkan kekerasan fisik dari majikannya. Hidupnya kemudian terselamatkan sampai akhirnya ditemukan oleh Konsulat Jenderal RI Johor Bahru.

Ia kemudian dipulangkan ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tanjungpinang pada 21 Juni lalu. Kemudian pada 3 juli, korban diantarkan oleh Polresta Tanjungpinang ke Rumah Singgah Dinas Sosial (Dinsos) setempat.

Baca Juga :   Seorang Pekerja Migran Pulang ke Lumajang Positif Covid-19, Satu Bus Bakal Jalani Tes Swab

Asriyatun oleh Dinsos Tanjungpinang yang bekerja sama dengan International Organisation of Miration (IOM) dipulangkan dari Bandara Hang Nadim Batam pada Rabu sore ke Bandara Juanda.

Di Juanda, selain dijumput oleh Pemerintah Kecamatan Pakuniran yang bekerjasama dengan Badan amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo, oleh Dinsos Tanjungpinang dan IOM Asriyatun juga diantar hingga ke rumahnya di Desa Glagah, Kecmaatan Pakuniran. Ia tiba dirumahnya pada Rabu (5/10/2022) petang sekitar pukul 17.30 WIB.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Probolinggo Akhmad mengatakan, terkait persoalan Asriyatun, pihaknya sama sekali belum mendapatkan laporan. Sehingga, ia menduga Asriyatun berangkat ke Malaysia bukan melalui jalur resmi. “Kalau resmi itu pasti membutuhkan rekom dari kami untuk pembuatan paspornya,” paparnya.

Baca Juga :   TKI Asal Lumajang Jadi Korban Kapal Tenggelam di Malaysia

Meski begitu, pihaknya tidak menutup mata terhadap kasus Asriyatun. Pihaknya akan memantau kondisi Asriyatun yang dikabarkan mengalami kekerasan fisik maupun psikis.

Akhmad pun berharap, agar kasus yang menimpa Asriyatun tidak terulang, para pekerja yang hendak keluar negeri untuk mengurus kelengkapan berkasnya ke disnakertrans setempat tanpa adanya pungutan biaya sepeserpun.

Seharusnya paska pulang ini yang bersangkutan ke rumah sakit, untuk diperiksa kesehatannya termasuk psikisnya, agar mendapatkan penanganna yang tepat. Tapi terlepas dari itu, kami tetap care (Peduli. Red), kami akan kunjungi rumahnya ketika sudah pulang. Semoga tidak terulang kembali” paparnya. (cho/asd)