Fakta-Fakta Payung Madinah di Kota Pasuruan

4563
Salah satu payung madinah, ikon baru Kota Pasuruan yang kembali rusak. Foto: Romadoni.

Pasuruan (WartaBromo.com) – Salah satu ikon yang jadi kebanggakan Kota Pasuruan adalah Payung Madinah. Ada enam payung yang berjajar dari sisi utara ke selatan, yang masing-masingnya dua buah.

Sejak pembangunannya selesai, payung ini selalu jadi jujugan warga maupun wisatawan dari berbagai daerah. Mulai untuk sekedar melihat maupun berswafoto.

Di balik megahnya, ada sejumlah fakta terkait Payung Madinah yang tak banyak diketahui. Apa saja?

Berikut dirangkum WartaBromo:

1. Bakal Ditambah Menjadi 12 Payung

Wali Kota Pasuruan, Gus Ipul mengatakan revitalisasi kawasan alun-alun bakal dilanjutkan sampai 100%. Artinya, masih ada enam Payung Madinah lagi yang akan dipasang sehingga totalnya menjadi 12 payung.

Ia juga memaparkan bahwa seluruh trotoar di sepanjang jalan KH Wachid Hasyim dilebarkan dan dipercantik. Ini dilakukan agar wisatawan dan peziarah nyaman berkunjung ke Kota Pasuruan.

Baca Juga :   Cimory Tetap Buka, Tak Terpengaruh Peristiwa Lahan Parkir Ambrol

“Fasilitas publik coba kita penuhi sehingga alun-alun nyaman untuk semua, khususnya bagi para penziarah makam KH Abdul Hamid, baik setiap hari maupun even tahunan seperti haul,” ujarnya dinukil dari detik.com.

2. Menghabiskan Biaya Rp18 Miliar

Pembangunan Payung Madinah di depan Masjid Agung Al-Anwar menelan anggaran Rp18 miliar. Pembangunan payung merupakan bagian dari revitalisasi kawasan wisata religi.

Gus Ipul menyebut, pembangunan Payung Madinah akan ditotalitaskan. Sebab, pemasangan payung yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, ini akan memperkuat ikon dan citra Kota Pasuruan sebagai Kota Santri.

3. Menjadikan Payung Madinah di Masjid Agung Semarang Sebagai Referensi

Dalam upaya akselerasi revitalisasi alun-alun Kota Pasuruan terkait pembangunan Payung Madinah, Gus Ipul juga turun menemui Gubernur Ganjar. Adalah untuk mempelajari tata kelola pembangunan dan perawatan payung Madinah yang ada di Masjid Agung Semarang.

Baca Juga :   Viral Joget Ala Tiktok di Acara Imtihan Pesantren, Camat: Itu Bukan di Lekok

“Kami ke sini untuk mengetahui pembangunan Payung Madinah karena di Kota Pasuruan juga akan membangun payung Madinah,” terangnya pada (9/6/2021) lalu.

4. Sudah 3 Kali Rusak

Pasca dibangun, dalam kurun 10 hari saja, kerangka payung raksasa itu dua kali rusak. Kerusakan pertama yakni pada, Senin (12/12/2022). Kerusakan kedua terjadi pada, Senin (19/12/2022).

Nah, dari pantauan WartaBromo di lokasi, satu bagian payung madinah mengalami kerusakan pada Jumat (24/2/2023) lalu. Adapun ini sudah menjadi kerusakan ketiga.

“Iya itu, satu payung digaris. Harapannya segera diperbaiki agar bisa menikmati keindahannya,” terang Hari Sudarmono (38), salah satu warga yang berada di lokasi.

5. Mendapat Kecaman Netizen

Di balik megahnya Payung Madinah di Kota Pasuruan, ternyata menuai pro dan kontra masyarakat. Bahkan, sejak kerusakan pertama sudah banyak kecaman dari netizen.

Baca Juga :   PAD Kota Pasuruan Naik meski Dihajar Pandemi Tahun Lalu

Seperti tertulis di kolom komentar Facebook WartaBromo, “Mungkin karena mengedepankan keuntungan,,,akhirnya kualitas di kesampingkan…. Dan bullyan yg datang,” tulis akun Anwar Solehudin.

“Tidak pantas d bilang payung Madinah lagi, lebih pantes nya d bilang payung MEDENI nek pas d ngisore. Efek hobi menyunat, dampak Nang payung,” tulis akun Isnain Hamzah.

Tak hanya di Facebook, di postingan Instagram pun banjir komentar dari Netizen.

“Mending bangun jalan rusak,” tulis akun @jemi_alfarid.

Meski begitu, tak sedikit pula yang memaklumi kerusakan Payung Madinah karena faktor cuaca.

“Wajar min .. Angine banterr nemen saiki (red: Wajar, anginnya sekarang kencang),” tulis akun @mohammadalfian15. (trj/may)